Pendirian INDI dimulai ketika pada tanggal 28 Mei 2019 beberapa peneliti dan akademisi dari berbagai latar belakang bidang ilmu di UGM berkumpul dengan membawa kegelisahan masing-masing terkait keberadaan pewarna alami di Indonesia. Kegelisahan itu menyangkut fakta bahwa sekian aktivitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan selama ini dipandang belum memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan yang berkaitan dengan pewarna alami. Oleh karena itu berbagai peneliti dan akademisi tersebut mencoba merumuskan suatu wadah yang lebih terstruktur dan dikelola dengan baik, melalui road map penelitian yang komprehensif. Dengan demikian diharapkan hasil dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan menjadi lebih tersistem dan efisien sehingga memberi dampak yang lebih luas baik secara nasional maupun internasional. Untuk itu dirumuskanlah wadah yang diharapkan bisa menfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan perkembangan pewarna alami secara lebih tersistem dan efisien di Indonesia dan dunia internasional, melalui kegiatan tri dharma perguruan tinggi UGM. Wadah yang diberi nama Indonesia Natural Dye Institute (INDI) itu telah di-launching pada tanggal 10 Desember 2019 di Grha Sabha Pramana UGM oleh Rektor dengan dihadiri berbagai institusi mitra yang memiliki kepedulian terhadap pewarna alami di Indonesia.
Berdirinya INDI diharapkan akan menjadi sarana dan rujukan pendidikan, penelitian, pengembangan, dan pengadaan pewarna alami bagi Indonesia yang sehat, baik untuk lingkungan maupun manusia serta menyejahterakan secara ekonomi. INDI dalam kegiatannya diharapkan mampu memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan perkembangan pewarna alami secara lebih tersistem dan efisien di Indonesia dan dunia internasional. Sejak saat berdirinya, INDI UGM telah berkiprah dalam kegiatan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang sebagian besar di antaranya dilakukan dengan menggandeng mitra dari unsur ABCGM (Academicians, Business, Community, Government, Media). INDI menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian pewarna alami maupun mempromosikan dan memproduksi pewarna alami serta mengorganisasi para peneliti, pencinta, produsen dan pengguna pewarna alami. Dan kini tanpa terasa, telah hampir dua tahun INDI berdiri dan berkiprah. Banyak target telah tercapai, sebagian terlampaui, namun sebagian lain belum sepenuhnya terpenuhi. Perjalanan terus diupayakan meski tantangan tak berhenti datang. Dua tahun merupakan saat yang cukup bagi INDI untuk melakukan rekfleksi perjalanan dengan bantuan yang diberikan oleh mitra berupa kesan dan harapan ke depan.
Adapun reflesi ini memiliki tujuan yaitu Menangkap pandangan UGM dan mitra BCG (Business, Community, and Government) terhadap potensi dan prospek INDI serta Pewarna Alami Nusantara dan Melakukan evaluasi dan refleksi 2 tahun perjalanan INDI menuju spin off.
Kegiatan peringatan HUT INDI Ke-2 ini dilaksanakan dengan metode Sarasehan secara Hybrid Meeting melalui aplikasi Zoom. Jumat, 10 Desember 2021 bertempat di The Phoenix Hotel, Yogyakarta dari pukul 08.30-11.30 WIB Peserta kegiatan ini terdiri dari:
1. Seluruh anggota dan peneliti INDI UGM, serta Komunitas COMBI dan PENDERU INDI UGM, dan juga Masyarakat Pelestari dan Pecinta Pewarna Alami.
2. Tamu undangan (Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Ketua LPPT UGM)
3. Mitra Business : PT H&M dan PT Martha Tilaar
4. Mitra Community (CSR): UNESCO, BI, BRGM, PT Pusri, PT ITP Palimanan
5. Mitra Government : Kementrian Perindustrian dan BAPPEDA Cilacap
6. Mitra Media : Tim Jurnalis
Diakhir acara Sarasehan ini juga diumumkan pemenang hibah pembinaan UMKM dan hibah pemetaan pewarna alami Mitra INDI UGM 2021.