Tanggal 28 Mei 2019, berkumpulah beberapa peneliti dan akademisi dari berbagai latar belakang bidang ilmu di UGM dengan membawa kegelisahannya masing-masing yang berkaitan dengan keberadaan pewarna alami di Indonesia.
Kegelisahan itu menyangkut tentang beberapa aktifitas yang berkaitan dengan pewarna alami di Indonesia, terutama penelitian dan pengembangan, selama ini dipandang belum memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan yang berkaitan dengan pewarna alami. Padahal banyak peneliti di UGM selama ini telah berproses melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang pewarna alami dari berbagai aspek yaitu: budaya, budidaya tanaman penghasil pewarna alami, teknologi produksi pewarna alami, teknologi pewarnaan produk (batik, tekstil, kulit, makanan dan kerajinan), ekonomi, dan sosial.
Kegelisahan ini bertemu dalam sebuah forum mencoba mencari solusi bagaimana pewarna alami di Indonesia ini dapat dikelola dan berkembang dengan baik. Maka berbagai peneliti dan akademisi dari berbagai bidang ilmu: teknik, pertanian, teknologi pertanian, biologi, kehutanan, MIPA. farmasi, peternakan, sosial politik, dan ilmu budaya, berkumpul dan mencoba merumuskan suatu wadah yang lebih terstruktur dan dikelola dengan baik, melalui road map penelitian yang komprehensif. Dengan demikian diharapkan hasil dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan mejadi lebih tersistem dan efisien sehingga memberi dampak yang lebih luas baik secara nasional maupun internasional.
Beberapa pertemuan dilakukan dan diisi dengan diskusi, curah pendapat, hingga brain stroming baik secara internal para penggiat kajian pewarna alami UGM, dan juga dengan pihak-pihak seperti: rektorat dan direktorat penelitian, para aktifis kajian pewarna alami di komunitas, Unesco, dan Naju Foundation Korea Selatan. Untuk itu dirumuskanlah wadah yang diharapkan bisa menfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan perkembangan pewarna alami secara lebih tersistem dan efisien di Indonesia dan dunia internasional, serta juga mencakup tri darma perguruan tinggi UGM, yang diberi nama Indonesia Natural Dye Institute (INDI).