Bertemakan “Ecoprint goes to School”, INDI UGM yang diketuai oleh Prof. Dr. Edia Rahyuningsih, M.S dan Tim Peneliti INDI UGM memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada UMKM Sedjati Ecocraft yang merupakan UMKM Mitra Binaan INDI UGM dan SMPN 3 Yogyakarta, karena telah mempromosikan dan mengenalkan warisan budaya berbasis pewarna alami kepada generasi muda.
Kegiatan ini merupakan salah satu pertanggungjawaban dari hasil luaran hibah INDI UGM 2021 oleh UMKM Sedjati Ecocraft yang diketuai oleh Ibu Ery Ratna Damayanti. Adapun kegiatan ini dilaksanakan dengan mencakup beberapa kegiatan, diantaranya tentang:
1. Eksplorasi terhadap variasi jenis bahan untuk mordanting pada satu jenis kain
2. Mengaplikasikan kain hasil mordanting dengan menggunakan beberapa jenis daun seperti daun jati, daun lanang, daun cosmos, dan bunya waru/kembang sepatu/bunga kenikir sampai pada tahap fiksasi
3. Menyusun rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan ecoprint dengan materi pembelajaran IPA
Selain itu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
1. Mengeksplorasi variasi mordant sebagai penerapan materi pembelajaran IPA
2. Memperkenalkan ecoprint sebagai salah satu alternatif produk ramah linkungan berbahan pewarna alami melalui pembelajaran IPA
3. Mengintegrasikan ecoprint sebagai potensi lokal dalam pembelajaran
kegiatan kokurikuler yang merupakan integrasi dari beberapa mata pelajaran, yaitu mata pelajaran
1. IPA (siswa menguji larutan mordant, ekstrak daun yang digunakan ecoprint dengan kertas lakmus. Siswa menggunakan LKPD yang disediakan guru);
2. Bahasa Indonesia (siswa menyusun teks prosedur pembuatan ecoprint sesuai dengan yang sudah dilakukan);
3. IPS (siswa merancang rencana penjualan produk ecoprint yang dibuat termasuk bagaimana memasarkannya);
4. Matematika (siswa menerapkan konsep perbandingan dalam matematika untuk menentukan perbandingan zat terlarut dan larutan yang digunakan dalam proses pembuatan batik ecoprint);
5. Bahasa Jawa (siswa menulis cerita pengalaman yang terinspirasi dari proses pembuatan ecoprint meliputi, bahan yang digunakan, daun yang didapat dari alam dan pengalaman selama membuat);
6. Seni Budaya (siswa menggambar flora yang digunakan dalam pembuatan ecoprint disesuaikan dengan ragam hias);
7. PKn dan Pend. Agama (Guru melakukan observasi sikap sosial dan spiritual (dengan isntrumen) bagaimana siswa bekerja sama. Siswa dalam kelompok juga memberi penilaian antar teman yang instrumennya disiapkan guru);
8. PJOK (Guru membimbing siswa untuk mengkreasikan senam kebugaran menurut pengalaman pembuatan batik ecoprint)
Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan akhir yaitu pameran dengan setiap kelompok memamerkan karyanya dalam pameran karya dan dapat melelang berdasarkan estimasi harga terendah sesuai hasil diskusi kelompok.
Melalui kegiatan Ecoprint goes to School Pembelajaran Kokurikuler Di SMPN 3 Yogyakarta juga mendapat dukungan dari Wakil Walikota Yogyakarta yaitu Bapak Drs. Heroe Poerwadi, M.A yang datang secara langsung untuk melihat dan berbicang, serta memberikan motivasi tentang kekayaan alam yang berbasis pewarna alami kepada para siswa siswa SMPN 3 Yogyakarta.