Selasa, 22 Februari 2022 (2202022), INDI UGM melaksanakan kegiatan peresmian Mini Plant Serbuk Pewarna Alami (Tannin) Dari Limbah Kulit Kayu Merbau (Intsia Bijuga) secara Hybrid Meeting di Ruang Multimedia 1, Gedung Pusat UGM (Balairung) Lantai 3 Sayap Utara, serta juga melalui aplikasi zoom dan kanal youtube UGM.
Program ini mengangkat isu penggunaan kembali pewarna alami sesuai dengan kebijakan Renstra Penelitian UGM, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015–2035 (Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian), dan isu global dalam skema SDGs. Untuk itu produksi dan aplikasi pewarna alami di Indonesia (pewarna alami Nusantara) perlu dikembangkan secara bertahap, karena sangat berkontribusi dalam pembangunan GENERASI SEHAT DAN KEDAULATAN BANGSA.
Indonesia Natural Dye Institute Universitas Gadjah Mada (INDI-UGM) merupakan kelompok riset multidisiplin telah memiliki pengalaman panjang dalam penelitian, pendidikan, produksi, dan aplikasi pewarna alami di masyarakat. Saat ini, telah berkembang secara multidisiplin dan melembaga dalam Indonesia Natural Dye Institute (INDI-UGM), serta telah dikukuhkan sebagai Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi (PUI-PT) dalam bidang Pewarna Alami di Indonesia.
INDI-UGM dengan semangat dan tekun terus berkarya untuk merealisasikan Visi melalui Misinya. Secara alamiah semua pihak pasti memiliki kemampuan dan keterbatasan, INDI-UGM sangat menjadari hal tersebut. Untuk itu usaha bermitra secara mutualistik dengan banyak pihak (ABCGM) selalu dilakukan. Pada kegiatan ini tim peneliti INDI-UGM mengajukan program hilirisasi produk purwarupa atau teknologi bersama dengan mitra CV Karui Jayapura. Adapun kerja sama ini dimaksudkan untuk membangun mini-plant produksi serbuk pewarna alami (tannin) dari limbah industri penggergajian (saw dust) kayu Merbau. Produk samping dan limbah dari hasil hutan ini, bisa mencapai 20-40% dari total massa pohon. Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal, biasanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau dibakar sehingga menjadi masalah di lingkungan. Limbah dari hasil hutan ini sangat potensial digunakan sebagai sumber bahan baku industri pewarna alami. Kriteria sumber bahan baku pewarna alami yang harus terpenuhi dalam produksi pewarna alami adalah: tidak merusak kelestarian lingkungan, memiliki nilai sosial ekonomi rendah (misal limbah atau yang belum termanfaatkan), tersedia dengan kapasitas cukup, dan berkelanjutan.
Dana pembangunan mini-plant ini bersumber dari Program Dana Padanan atau Matching Fund Tahun 2021 Batch 9 Kedaireka DIKTI dan dilaksanakan dengan pengawalan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM. Adapun biaya dalam kegiatan penelitian ini sebesar Rp1.101.610.000,- (satu miliar seratus satu juta enam ratus sepuluh ribu rupiah) yang bersumber dari Program Dana Padanan atau Matching Fund dan Rp1.132.400.000,- (satu miliar seratus tiga puluh dua juta empat ratus ribu rupiah) dari Mitra DUDI yaitu CV Karui Jayapura. Penelitian ini juga merupakan realisasi kegiatan MBKM. Insan Dikti yang terlibat pada penelitian ini terdiri dari 6 orang peneliti dan 3 orang peneliti DUDI, 6 orang pembantu peneliti, dan 25 mahasiswa program sarjana dengan rincian: 12 mahasiswa dari Teknik Kimia UGM, 3 mahasiswa dari Teknik Mesin UGM, 3 mahasiswa dari Teknik Industri UGM, 2 mahasiswa dari Ilmu Ekonomi dan 1 mahasiswa dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, 2 mahasiswa dari Fakultas Kehutanan UGM dan 2 mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Ottow Geissler Jayapura. Selain itu pihak penerima manfaat eksternal mencakup industri penggergajian kayu Merbau, masyarakat terdampak limbah kayu merbau, pengrajin batik dan tekstil, industri tekstil dan fesyen, Pemerintah Daerah Jayapura, dan Dinas Kehutanan Jayapura.
Untuk mensosialisasikan keberadaan mini-plant ini kepada masyarakat yang lebih luas dalam rangka menumbuhkan kebanggaan terhadap hasil karya anak bangsa yang berkontribusi pada pembangunan generasi sehat dan kedaulatan bangsa, perlu diselenggarakan acara Peresmian Mini Plant Serbuk Pewarna Alami (Tannin) dari Limbah Kulit Kayu Merbau (Intsia Bijuga). Acara ini akan menjadi tanda dimulainya produksi serbuk pewarna alami melalui mini-plant ini dengan pemilihan waktu pelaksanaan pada tanggal 22-02-2022, pukul 02.00 PM WIB.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah
1.Meresmikan mini plant serbuk pewarna alami (Tannin) dari limbah kulit kayu merbau (Intsia Bijuga) dan sebagai tanda dimulainya produksi serbuk pewarna alami.
2.Menyampaikan bukti pertanggungjawaban kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen DIKTI), Pimpinan UGM, dan pemberi dana kegiatan ini.
3.Menjadi media sosialisasi kepada mitra ABCGM (Academic, Business, Community, Government, Media) terhadap produk riset ini.
Selanjutnya pada kegiatan ini juga turut mengundang dan dihadiri oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Rektor Universitas Gadjah Mada dan jajaran pimpinan; Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada; Peneliti INDI; Jajaran Manajemen CV Karui; Mitra INDI ABCGM (Academic, Business, Community (CSR), Government, Media); dan Mitra Komunitas (ComBi, PENDERU, MB-PUSRI, MB-UNESCO, MB-Indocement, dll).